Sabtu, 21 April 2012

TEKNIK ENCODING

Data Encoding 

1. Pengenalan 
Teknik Encoding dan modulasi : 
• Untuk pensinyalan digital, suatu sumber data g(t) dapat berupa digital atau analog 
yang di  encode menjadi suatu sinyal digital x(t) 
• Untuk pensinyalan analog, input sinyal m(t) dapat berupa analog atau digital dan 
disebut sinyal pemodulasi (sinyal baseband), yang dimodulasi menjadi sinyal 
termodulasi s(t). Dasarnya adalah memodulasi sinyal carrier yang sesuai dengan 
medium transmisinya. 
Modulasi adalah proses encoding sumber data dalam suatu sinyal carrier dengan 
frekuensi fc. 

2. Teknik Pengkodean
a. Data digital sinyal digital
Pendahuluan  
Elemen sinyal : tiap pulsa dari sinyal digital. Data binary yang ditransmisiskan 
dengan meng-encode tiap bit data menjadi elemen-elemen sinyal. 
Sinyal unipolar : semua elemen sinyal  yang mempunyai tanda  yang sama, yaitu 
positif semua atau negative semua. 
Sinyal polar : elemen-elemen sinyal dimana salah satu kondisi logikanya diwakili 
oleh level tegangan positif dan yang lainnya level tegangan negatif. 
Durasi : atau lebar suatu bit , yaitu waktu yang dibutuhkan oleh transmitter untuk 
memancarkan bit tersebut. 
Modulation rate : kecepatan dimana level sinyal berubah, dinyatakan dalam Bauds 
atau elemen sinyal perdetik. 
Mark  = digit binary ‘1’ 
Space = digit binary ‘0’ 

Interpretasi Sinyal 
Tugas Receiver dalam mengartikan sinyal digital : 
• Receiver harus mengetahui timing setiap bit. 
• Receiver harus menentukan apakah level sinyal dalam posisi bit 1 (high) atau 
0 (low). 
Tugas-tugas ini dilaksanakan dengan men-sampling tiap posisi bit pada tengah-tengah 
interval dan membandingkan nilainya dengan thereshold. 
Faktor kesuksesan receiver mengartikan sinyal datang : 
• Data rate (kecepatan data) : peningkatan data raa akan meningkatkan bit error 
rate (kecepatan terjadinya kesalahan bit). 
• Rasio S/N (signal to Noise Ratio / SNR) : Peningkatan S/N akan menurunkan 
bit error rate. 
• Bandwidth : peningkatan bandwidth dapat meningkatkan data rate. 
Perbandingan Skema Encoding 
Lima faktor yang perlu dinilai dan dibandingkan dari berbagai skema encoding  : 
• Spektrum sinyal : desain sinyal yang bagus harus mengkonsentrasikan 
kekuatan transmisinya pada daerah tengah dari bandwidth transmisi ; untuk 
mengatasi distorsi dalam penerimaan sinyal, digunakan desain kode yang 
sesuai dengan bentuk dari spektrum sinyal transmisi. 
• Clocking : menentukan awal dan akhir dari setiap posisi bit dengan 
mekanisme sinkronisasi yang berdasarkan pada sinyal transmisi. 
• Deteksi error : dibentuk dalam skema fisik encoding sinyal. 
• Interferensi sinyal dan kekebalan terhadap noise : beberapa kode lebih baik 
dari yang lain. 
• Biaya dan kompleksitas : semakin tinggi kecepatan pensinyalan untuk 
memenuhi data rate yang ada, semakin besar biayanya. 

Skema Encoding  
1. Non return to zero level (NRZ-L) 
• Yaitu suatu kode dimana tegangan negatif dipakai untuk mewakili suatu 
binary dan tegangan positif untuk binary lainnya (dua perbedaan tegangan 
untuk bit-0 dan bit-1. 
• Tegangan konstan selama interval bit  ; tidak ada transisi untuk kembali ke 
tegangan nol, misalnya. 
• Penerapan : tegangan konstan positif untuk ‘1’ dan tidak ada tegangan untuk 
‘0’, atau tegangan negatif untuk nilai ‘1’ dan positif untyuk nilai yang lain. 
2. Non return to zero inverted (NRZ-I) 
• Yaitu suatu kode dimana suatu transisi (low ke high atau high ke low) pada 
awal suatu bit time akan dikenal sebagai binary ‘1’ untuk bit time tersebut. ; 
tidak ada transisi berarti binary ‘0’, sehingga NRZI merupakan salah satu
contoh dari deferensial encoding. Keuntungannya : lebih kebal noise, tidak 
dipengaruhi oleh level tegangan. 
NRZ-L 
NRZ-I 

Kelemahan NRZ-L dan NRZ-I : 
• Keterbatasan dalam komponen dc 
• Kemampuan sinkronisasi yang buruk 

3. Multilevel Binary 
Yaitu suatu kode yang menggunakan 2 level sinyal, yaitu : 
• Bipolar-AMI :  
o Suatu kode dimana binary ‘0’ diwakili dengan tidak adanya sinyal garis 
dan binary ‘1’ diwakili oleh suatu pulsa positif atau negatif yang berubahubah polaritasnya. 
o Tidak ada loss sync jika terdapat deretan satu yang panjang (deretan nol 
dapat saja terjadi masalah). 
o Tidak ada net komponen DC. 
o Bandwidth yang lebih rendah 
o Mudah dalam deteksi kesalahan 
• Pseudoternary :  
o Suatu kode dimana binary ‘1’ diwakili dengan tidak adanya sinyal garis 
dan binary ‘0’ oleh pergantian pulsa-pulsa positif dan negatif. 
Keunggulan Multilevel binary dibanding 2 teknik NRZ : 
• Kemampuan sinkronisasi yang baik. 
• Tidak menangkap komponen dc 
• Pemakaian bandwidth yang lebih kecil. 
• Dapat menampung bit informasi lebih banyak 
Kelemahan Multilevel binary dibanding 2 teknik NRZ : 
• Diperlukan receiver yang mampu membedakan 3 level (+A , -A , 0 ) sehingga 
membutuhkan lebih dari 3 db kekuatan sinyal dibandingkan NRZ untuk 
probabilitas bit error yang sama. 

4. Biphase 
Terdapat dua teknik biphase, yaitu : 
• Manchester : kode dimana ada suatu transisi pada setengah dari periode tiap 
bit : transisi low ke high mewakili binary ‘1’ dan high ke low mewakili binary 
‘0’. 
• Differential manchester : kode dimanan  binary ‘0’ diwakili oleh adanya 
transisi di awal periode suatu bit dan binary ‘1’ diwakili oleh ketiadaan 
transisi di awal periode suatu bit. 
Keuntungan rancangan biphase : 
• Sinkronisasi : karena adanya transisi setiap bit time, receiver dapat mensinkron-kan transisi tersebut. Hal ini disebut ‘self clocking codes’. 
• Tidak ada komponen dc. 
• Deteksi terhadap error : ketiadaan transisi yang diharapkanm, dapat dipakai 
untuk mendeteksi error. 
Kekurangan rancangan biphase : 
• Memakai bandwidth yang lebih lebar dari multilevel binary. 
• Kecepatan modulasi maksimum 2 kali NRZ. 
Modulation rate (kecepatan modulasi) : 
Adalah kecepatan dimana elemen-elemen suatu sinyal terbentuk. Contoh : untuk kode 
manchester, maksimum modulation rate = 2 / tB
Cara menyatakan modulation rate yaitu dengan menentukan rata-rata jumlah transisi 
yang terjadi per bit time. Diformulasikan : 
       1 
Data rate = ------------- 
           Durasi bit (tB) 
Teknik Scrambling 
Teknik biphase memerlukan kecepatan pensinyalan yang relatif tinggi terhadap data 
rate sehinggal lebih mahal pada aplikasi jarak jauh. Teknik scrambling, yaitu dimana 
serangkaian level tegangan yang tetap pada garis, digantikan dengan serangkaian

pengisi yang akan melengkapi transisi yang cukup untuk clock receiver agar dapat 
tetap mempertahankan sinkronisasi. 
Hasil desain ini : 
• Tidak ada komponen dc. 
• Tidak ada serangkaian sinyal level nol yang panjang. 
• Tidak terjadi reduksi pada data rate 
• Kemampuan deteksi error. 

5. Bipolar with 8-zeros substitution (B8ZS) 
Suatu kode yang : 
• Jika terjadi oktaf dari semua nol dan pulsa tegangan terakhir yang mendahului 
oktaf ini adalah positif, maka 8 nol dari oktaf tersebut di-encode sebagai  
000+ -0- + 
• Jika terjadi oktaf dari semua nol dan pulsa tegangan terakhir yang mendahului 
oktaf ini adalah negatif, maka 8 nol dari oktaf tersebut di-encode sebagai 

6. High density bipolar 3-zeros (HDB3) 
Suatu kode yang menggantikan string-string dari 4 nol dengan rangkaian yang 
mengandung satu atau dua pulsa yang disebut kode violation. Jika violation yang terakhir
positif maka violation ini pasti negatif dan sebaliknya. 
b. Data digital sinyal analog
Transimisi data digital dengan menggunakan sinyal analog. Contoh umumnya yaitu 
public telephone network (300-3400Hz). Device yang dipakai adalah modem
(modulator dan de-modulator) yang mengubah data digital ke sinyal analog 
(modulator) dan mengubah sinyal analog ke digital (demudulator). 

Teknik Encoding : 
1. Amplitudo shift Keying (ASK) 
Dua binary diwakilkan dengan dua amplitudo frekuensi carrier (pembawa) yang 
berbeda atau dinyakatan sebagai : 
A cos (2 π fct + θc )     binary ‘1’   --sinyal carrier 
S(t) = 
  0   binary ‘0’    
data rate hanya sampai 1200 bps pada voice grade line ; dipakai dalam transmisi 
melalui fiber optik. 
2. Frequency Shift Keying (FSK) 
Dua binary diwakilkan dengan dua frekuensi yang berbeda yang dekat dengan 
frekuensi carrier atau dinyatakan sebagai : 
S(t) = 
    A cos (2 π f2 
t + θc )  binary ‘0’ 
data rate dapat mencapai 1200 bps pada voice grade line ; dipakai dalam transmisi 
radio frekuensi tinggi dan local network dengan frekuensi tinggi yang memakai kabel 
coaxial. 
3. Phase Shift Keying
Binary ‘0’ diwakilkan dengan mengirim satu sinyal dengan fase yang sama terhadap 
sinyal yang dikirim sebelumnya dan binary ‘1’ diwakilkan dengan mengirim suatu 
sinyal dengan fase berlawanan terhadap sinyal yang dikirim sebelumnya, atau dapat 
dinyatakan sebagai : 
A cos (2 π fc 
t + π )     binary ‘1’  
S(t) = 
    A cos (2 π fc 
t )  binary ‘0’ 
Bila elemen persinyalan mewakili lebih dari satu bit, maka bandwidth yang dipakai 
lebih efisien, sebagai contoh Quadrature phase shift keying (QPSK) memakai beda 
fase setiap 90
0
A cos (2 π fc 
t + 45&δεγ )     binary ‘11’ 
A cos (2 π fc 
t + 135&δεγ )     binary ‘10’  
S(t) = 
    A cos (2 π fc 
t + 225&δεγ) binary ‘00’  
A cos (2 π fc 
t + 315&δεγ )     binary ‘01’ 
Setiap elemen sinyal mewakili 2 bit ; jadi terdapat 12 sudut fase yang memakan 
modem standar 9600 bps. 
Kinerja Skema Modulasi Digital ke Analog : 
-B andwidth : 
ƒ Bandwidth ASK dan PSK berhubungan langsung ke bit rate (kecepatan bit). 
ƒ Bandwidth FSK berhubungan ke data rate untuk frekuensi-frekuensi lebih 
rendah, tetapi berhubungan dengan offset frekuensi yang termodulasi dari 
sinyal carrier, pada frekuensi tinggi 
- Ketika terdapat noise, bit error rate dari PSK lebih tinggi  3 dB (superior) 
terhadap ASK dan FSK. 
c. Data Analog sinyal Digital
Digitalisasi : Proses transformasi data analog ke sinyal digital 
Tiga hal yang umum terjadi setelah proses digitalisasi : 
• Data digital dapat ditransmisi menggunakan NRZ-L 
• Data digital dapat di-encode sebagai sinyal digital memakai kode selain NRZL dengan beberapa langkah tambahan. 
• Data digital dapat diubah menjadi sinyal analog, menggunakan salah satu 
teknik modulasi. 
Codec (coder – decoder) : device yang digunakan untuk mengubah data analog 
menjadi bentuk digital untuk transmisi dan kemudian untuk mendapatkan kembali 
data analog dari data digital tersebut.
Teknik Encoding dalam codec : 
Pulse Code Modulation (PCM) 
Dilakukan berdasarkan teori sampling, frekuensi sampling (fs 
) harus lebih besar atau 
sama dengan 2x frekuensi tertinggi sinyal (fh 
), atau diformulasikan : 
          fs 
 > =  2 fh  
Jika sinyal asal dianggap mempunyai bandwidth B, maka kecepatan pengambilan 
sampel yaitu 2B atau 1/2B detik Sampel-sampel ini diwakilkan sebagai pulsa-pulsa 
pendek yang amplitudonya proporsional terhadap nilai dari sinyal asal. Proses 
mewakilkan ini disebut pulse amplitudo Modulation (PAM). 
Lalu amplitudo setiap pulsa PAM dihampiri oleh n-bit integer, misalnya n=3 maka 2
3
= 8 level yang mungkin terjadi. Suatu sistem 4 bit akan memberikan 16 level. 
  
Delta Modulation (DM) 
• Input analog ditransformasikan dengan fungsi tangga (stairs Function). 
• Gerakan ke atas atau ke bawah 1 level (δ)terjadi pada setiap interval 
pencuplikan, disebut perilaku biner. 
• Kinerja DM : 
- Reproduksi suara yang baik (voice bandwidth 4 khz).

- Kompresi (pemampatan) data dapat ditingkatkan, contoh : 
‘interframe coding’ untuk video. 
d. Data Analog sinyal Analog
Sebab perlunya proses modulasi sinyal analog : 
- Frekuensi yang lebih tinggi dapat memberikan transmisi yang lebih efisien. 
- Antena-antena yang ada dapat dimanfaatkan Frequency Division Multiplexing 
(FDM). 
Teknik Modulasi memakai data analog : 
• Amplitudo Modulation 
• Frequency Modulation   Angel Modulation 
• Phase Modulation 
1. Amplitudo Modulation 
- Dikenal sebagai sideband transmitter carrier (DSBTC). 
- Jenis AM : 
o Single side band (SSB) : dimana pengiriman hanya satu sideband dan 
menghapus sideband lain dan carriernya. Keuntungan : hanya separuh 
bandwidth yang dibutuhkan dan memerlukan power yang lebih kecil 
karena tidak ada power yang dipakai untuk mentransmisi carrier pada 
sideband lain. 
o Double Side Band Supressed Carrier (DSBSC) : dimana menyaring 
frekuensi carrier dan mengirimkan dua sideband. Keuntungan : 
menghemat power tetapi memakain bandwidth yang cukup besar. 
Kerugian dua jenis ini  : menahan carrier, padahal 
carrier dapat dipakai untuk tujuan sinkronisasi.

2. Frequency Modulation 
Pada metode ini sinyal pemodulasi akan mengubah frekuensi sinyal pembawa. Bila 
Suatu gelombang pembawa sinusoidal dimodulasi frekuensi, maka frekuensi 
sesaatnya akan berubah sesuai dengan karakteristik sinyal pemodulasi. Frekuensi 
pembawa termodulasi harus dapat bergeser ke atas dan ke bawah frekuensi nominal 
beberapa kali per detik, sesuai dengan frekuensi pemodulasi. 

3. Phase Modulation 
- Beda fase sinyal carrier yang bervariasi.
- Dapat digunakan untuk pergeseran 180 derajat (biner) dengan mudah, maka bit rate 
jadi lebih tinggi dari boud rate. 
- hasil 8 sudut untuk 3 bit per elemen sinyal. Atau 3 bit per baud.
Teknik Komunikasi Data Digital 
1. Pembentukan frame Komunikasi data 
2. Transmisi Asynchronous 
a. Defenisi 
b. contoh 
3. Transmisi synchronous 
a. Defenisi 
b. contoh 
Teknik Deteksi dan Koreksi Kesalahan 
1. Teknik Deteksi Kesalahan 
2. Teknik Koreksi Kesalahan

Sumber





ASCII

Pengertian ASCII


Kode Standar Amerika untuk Pertukaran Informasi atau ASCII (American Standard Code for Information Interchange) merupakan suatu standar internasional dalam kode huruf dan simbol seperti Hex dan Unicode tetapi ASCII lebih bersifat universal, contohnya 124 adalah untuk karakter “|”. Ia selalu digunakan oleh komputer dan alat komunikasi lain untuk menunjukkan teks. Kode ASCII sebenarnya memiliki komposisi bilangan biner sebanyak 8 bit. Dimulai dari 00000000 hingga 11111111. Total kombinasi yang dihasilkan sebanyak 256, dimulai dari kode 0 hingga 255 dalam sistem bilangan Desimal.






Kode ASCII (American Standard Codes for International Interchange) adalah kumpulan kode-kode yang dipergunakan untuk mempermudah interaksi antara user dan komputer.
“Interaksi” yang dimunculkan pada artian kalimat tersebut adalah sebuah sarana untuk menyelesaikan permasalahan hubungan antara komputer yang hanya mengenal angka, sedangkan manusia tidak mungkin harus menghafalkan angka yang cukup banyak tersebut dan mempergunakan keyboard sebagai masukan atas perintah yang diinginkannya.
Pada dasarnya kode ASCII me-representasikan kode-kode untuk :
  1. Angka (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9)
  2. Huruf ( a – z, A – Z )
  3. Simbol ( &, ^, %, $ @ .. )
  4. Tombol ( Enter, Esc, Backspace, Space, Tab, Shift, Ctrl )
  5. Karakter Grafis ( kode ASCII Standar nomor 128 s/d 255 )
  6. Kode Komunikasi ( ETX, STX, ENQ, ACK .. )
Kompleksnya kode-kode dalam ASCII ini akhirnya perlu untuk dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu :
  1. Kode Standard ASCII
  2. Kode Extended ASCII
Masing-masing jenis Kode ASCII tersebut sebanyak 255 buah, atau dapat disebut juga sebagai 255 karakter, karena memang 1 (satu) kode ASCII berukuran 1 Byte ( 8 bit ).


KarakterNilai Unicode
(heksadesimal)
Nilai ANSI ASCII
(desimal)
Keterangan
NUL00000Null (tidak tampak)
SOH00011Start of heading (tidak tampak)
STX00022Start of text (tidak tampak)
ETX00033End of text (tidak tampak)
EOT00044End of transmission (tidak tampak)
ENQ00055Enquiry (tidak tampak)
ACK00066Acknowledge (tidak tampak)
BEL00077Bell (tidak tampak)
BS00088Menghapus satu karakter di belakang kursor (Backspace)
HT00099Horizontal tabulation
LF000A10Pergantian baris (Line feed)
VT000B11Tabulasi vertikal
FF000C12Pergantian baris (Form feed)
CR000D13Pergantian baris (carriage return)
SO000E14Shift out (tidak tampak)
SI000F15Shift in (tidak tampak)
DLE001016Data link escape (tidak tampak)
DC1001117Device control 1 (tidak tampak)
DC2001218Device control 2 (tidak tampak)
DC3001319Device control 3 (tidak tampak)
DC4001420Device control 4 (tidak tampak)
NAK001521Negative acknowledge (tidak tampak)
SYN001622Synchronous idle (tidak tampak)
ETB001723End of transmission block (tidak tampak)
CAN001824Cancel (tidak tampak)
EM001925End of medium (tidak tampak)
SUB001A26Substitute (tidak tampak)
ESC001B27Escape (tidak tampak)
FS001C28File separator
GS001D29Group separator
RS001E30Record separator
US001F31Unit separator
SP002032Spasi
 !002133Tanda seru (exclamation)
"002234Tanda kutip dua
#002335Tanda pagar (kres)
$002436Tanda mata uang dolar
 %002537Tanda persen
&002638Karakter ampersand (&)
002739Karakter Apostrof
(002840Tanda kurung buka
)002941Tanda kurung tutup
*002A42Karakter asterisk (bintang)
+002B43Tanda tambah (plus)
,002C44Karakter koma
-002D45Karakter hyphen (strip)
.002E46Tanda titik
/002F47Garis miring (slash)
0003048Angka nol
1003149Angka satu
2003250Angka dua
3003351Angka tiga
4003452Angka empat
5003553Angka lima
6003654Angka enam
7003755Angka tujuh
8003856Angka delapan
9003957Angka sembilan
 :003A58Tanda titik dua
 ;003B59Tanda titik koma
<003C60Tanda lebih kecil
=003D61Tanda sama dengan
>003E62Tanda lebih besar
 ?003F63Tanda tanya
@004064A keong (@)
A004165Huruf latin A kapital
B004266Huruf latin B kapital
C004367Huruf latin C kapital
D004468Huruf latin D kapital
E004569Huruf latin E kapital
F004670Huruf latin F kapital
G004771Huruf latin G kapital
H004872Huruf latin H kapital
I004973Huruf latin I kapital
J004A74Huruf latin J kapital
K004B75Huruf latin K kapital
L004C76Huruf latin L kapital
M004D77Huruf latin M kapital
N004E78Huruf latin N kapital
O004F79Huruf latin O kapital
P005080Huruf latin P kapital
Q005181Huruf latin Q kapital
R005282Huruf latin R kapital
S005383Huruf latin S kapital
T005484Huruf latin T kapital
U005585Huruf latin U kapital
V005686Huruf latin V kapital
W005787Huruf latin W kapital
X005888Huruf latin X kapital
Y005989Huruf latin Y kapital
Z005A90Huruf latin Z kapital
[005B91Kurung siku kiri
\005C92Garis miring terbalik (backslash)
]005D93Kurung sikur kanan
^005E94Tanda pangkat
_005F95Garis bawah (underscore)
`006096Tanda petik satu
a006197Huruf latin a kecil
b006298Huruf latin b kecil
c006399Huruf latin c kecil
d0064100Huruf latin d kecil
e0065101Huruf latin e kecil
f0066102Huruf latin f kecil
g0067103Huruf latin g kecil
h0068104Huruf latin h kecil
i0069105Huruf latin i kecil
j006A106Huruf latin j kecil
k006B107Huruf latin k kecil
l006C108Huruf latin l kecil
m006D109Huruf latin m kecil
n006E110Huruf latin n kecil
o006F111Huruf latin o kecil
p0070112Huruf latin p kecil
q0071113Huruf latin q kecil
r0072114Huruf latin r kecil
s0073115Huruf latin s kecil
t0074116Huruf latin t kecil
u0075117Huruf latin u kecil
v0076118Huruf latin v kecil
w0077119Huruf latin w kecil
x0078120Huruf latin x kecil
y0079121Huruf latin y kecil
z007A122Huruf latin z kecil
{007B123Kurung kurawal buka
¦007C124Garis vertikal (pipa)
}007D125Kurung kurawal tutup
~007E126Karakter gelombang (tilde)
DEL007F127Delete
0080128Dicadangkan
0081129Dicadangkan
0082130Dicadangkan
0083131Dicadangkan
IND0084132Index
NEL0085133Next line
SSA0086134Start of selected area
ESA0087135End of selected area
0088136Character tabulation set
0089137Character tabulation with justification
008A138Line tabulation set
PLD008B139Partial line down
PLU008C140Partial line up
008D141Reverse line feed
SS2008E142Single shift two
SS3008F143Single shift three
DCS0090144Device control string
PU10091145Private use one
PU20092146Private use two
STS0093147Set transmit state
CCH0094148Cancel character
MW0095149Message waiting
0096150Start of guarded area
0097151End of guarded area
0098152Start of string
0099153Dicadangkan
009A154Single character introducer
CSI009B155Control sequence introducer
ST009C156String terminator
OSC009D157Operating system command
PM009E158Privacy message
APC009F158Application program command
00A0160Spasi yang bukan pemisah kata
¡00A1161Tanda seru terbalik
¢00A2162Tanda sen (Cent)
£00A3163Tanda Poundsterling
¤00A4164Tanda mata uang (Currency)
¥00A5165Tanda Yen
¦00A6166Garis tegak putus-putus (broken bar)
§00A7167Section sign
¨00A8168Diaeresis
©00A9169Tanda hak cipta (Copyright)
ª00AA170Feminine ordinal indicator
«00AB171Left-pointing double angle quotation mark
¬00AC172Not sign
00AD173Tanda strip (hyphen)
®00AE174Tanda merk terdaftar
¯00AF175Macron
°00B0176Tanda derajat
±00B1177Tanda kurang lebih (plus-minus)
²00B2178Tanda kuadrat (pangkat dua)
³00B3179Tanda kubik (pangkat tiga)
´00B4180Acute accent
µ00B5181Micro sign
00B6182Pilcrow sign
·00B7183Middle dot

Sumber